Pagi ini setelah 3 tahun berkutat
menghadapi kuliah dan menjajaki setiap tempat di kota ini, untuk pertama
kalinya menginjakkan kaki di tempat pelelangan ikan kota kendari. Senang?berbalik
180 derajat dari rasa itu. Miris?yah, bisa dibilang begitu melihat
kondisi pelelangan yang jauh dari kondisi semestinya. Ikan yang diletakkan
dipinggir jajaran pejalan kaki tempat menjajakan ikan tanpa beralaskan meja,
apalagi dengan es batu, sebuah prosedur yang harus dipatuhi demi ketahanan
pangan atau bahasa umumnya ikan dapat bertahan lebih lama tanpa mengalami
penurunan mutu secara drastis.juga ikan yang terpapar matahari, sungguh tidak layak.
Kemudian, melihat ikan-ikan yang
sangat banyak dijajakan dari ujung pelelangan keujung yang lain, subhanallah…disatu
sisi sangat bersyukur dengan anugerah Allah SWT memberikan SDA disekitar kita
yang melimpah ruah tak terhingga. Namun disisi lain, sangat sedih melihat
eksploitasi besar-besaran terhadap hasil laut yang ada tepat didepan mata. Mungkin,
jika eksploitasi tersebut terjadi lalu ada timbal balik semisal konsumen
tersedia, maka ada sedikit kelegaan dihati dalam masalah besar eksploitasi yang
akan kita rasakan dampaknya dimasa yang akan datang. Namun pada kenyataannya
bahwa ikan-ikan tersebut dibiarkan begitu saja, lalu entah bagaimana ikan yang
ada lalu tak terbeli, membusuk begitu saja,lalu dibuang, akan sangat terasa
sedih bagi alam, nelayan maupun saya khususnya yang sangat peduli tentang hal
ini.
Poin penting yang terakhir, bagi
para nelayan dan juga distributor (penjual ikan) yang sampai sekarang masih
saja hidup digaris kemiskinan, hidup tak layak tanpa pendidikan, padahal yang
seharusnya sangat sejahtera dimuka bumi ini adalah nelayan, mereka memiliki aset
pribadi tanpa batas tanpa habis yang diberikan Tuhan yaitu laut. Miris sekali
melihatnya pagi ini, ingin sekali meneteskan air mata. Tapi saat ini, sekarang
saat menulis ini, air mata tampaknya tak bisa lagi terbendung bagai air didanau
lalu turun hujan dan…meluap keluar.
Tapi ada cerita menarik dibalik
semua keadaan ini. Saya bertemu dengan bapak distributor lalu membeli barang
dagangannya, bercerita santai lalu menceritakan anaknya yang duduk diperguruan
tinggi yang tak lama lagi menyelesaikan pendidikannya. Jujur saja, saya
terharu, bapak distributor pasti sangat bangga dengan anaknya. Saya hanya bisa
mendoakan supaya anaknya sukses, lalu memperbaiki kesejahteraan
keluarganya.amin
Saya hanya bisa berangan-angan
kelak bisa mengambil andil besar dalam memperbaiki kesejahteraan masyarakat
khususnya para nelayan, para masyarakat pesisir terpinggirkan. Semoga Tuhan
mengijabah doa saya yang satu ini dan saya tidak lupa.amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar